17 Ramadlan
Nuzūl al-Qur’ān
Pada tanggal 17 Ramadlan 1435 H lalu, selepas shalat tarawih, putri saya nomor 9 berusia 7th bertanya pada saya: “pak malam ini malam lailatul qadar ya?” saya jawab: “ya” (dalam hati bergumam jika besok ia tanya juga akan saya jawab “ya” juga). Lalu ia bertanya lagi: “pak kalau baca al-Qur’an di malam lailatul qadar itu pahalanya…” langsung saya lanjutkan: “pahala seribu bulan.” Lalu dia bertanya lagi “akan diampuni dosa selama satu tahun ya pak?” saya jawab “itu pahala puasa Ramadlan.” Lalu ia ambil al-Qur’an, seraya berkata “pak Oci baca yang sudah hapal saja ya” saya jawab lagi “ya” kemudian dia baca al-Qur’an dengan semangat, saya tersenyum melihatnya. Lalu dia “bertanya kok bapak tidak baca al-Qur’an?” saya jawab bapak akan ceramah di Aula. Dan dia terus baca al-Qur’an sebisanya.
Yang menarik dari dialog ini, pertama anak sekecil itu sudah mengetahui informasi positif tentang keutamaan lailatul qadar, sehingga ia berusaha menyelusuri kebenaran informasi itu dengan bertanya. Kedua ia mencoba untuk menggapainya dengan membaca al-Qur’an sebisanya, ketika ia mencoba mengajak orang lain untuk bersama-sama menggapai lailatul qadar itu. Alhamdulillah terlihat ada semangat tersendiri dari lailatul qadar.
Al-Qur’an diturunkan pertama kali pada bulan Ramadlan, tidak ada perbedaan pendapat mengenai itu sebagaimana dinyatakan oleh Al-Quran sendiri dalam surat al-Baqarah ayat 185.
Tentang malam diturunkannya al-Qur’an itu ada dua pendapat, pertama tanggal 17 Ramadlan didasarkan pada keterangan awal wahyu yang diterima Rasulullah SAW di Gua Hira, hari Senin tanggal 17 Ramadlan, dikatakan juga hari ke 24 seperti yang diungkapkan dalam Al-Bidāyah wa al-Nihāyah karya Ibnu Katsir. Keterangan ini tidak menyebutkan kepastian tanggal, karena duisebutkan keduanya yaitu tanggal 17 dan 24 dalam satu pernyataan.
Sementara dalam Asbāb Nuzūl karya al-Wāhidi, ketika menjelaskan turunnya al-Qur’an menyebutkan duariwayat hadits: pertama Hadits dari Qatādah: Bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW: Hahai Rasulullah apa pendapatmu tentang puasa di hari Senin? Rasulullah menjawab; pada hari itu al-Qur’an diturunkan kepadaku, dan bulan pertama diturunkannya al-Qur’an adalah bulan Ramadlan, Firman Allah Bulan Ramadhan yang pada bulan itu diturunkannya al-Qur’an (QS.2 :185).
Kemudian hadits kedua adalah dari Wāi’lah bahwa Rasulullah SAW bersabda: Suhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadlan, dan diturunkannya Taurat hari keenam Ramadlan, dan diturunkan Injil hari ketiga belas Ramadlan, diturunkan Zabur pada hari kedelapan belas Ramadlan, dan diturunkannya al-Qur’an hari ke dua puluh empat Ramadlan.
Terlepas dari dua pendapat yang beredar dan kemudian dikukuhkan di Indonesia 17 Ramadlan sebagai hari nuzul al-Qur’an, yang jelas bahwa al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadlan dan pada malam penuh berkah yaitu lailatul qadar semua tercantum secara terang dalam al-Qur’an; al-Qadar ayat 1, dan ad-Dukhan ayat 3.
Para ulama bersepakat bahwa ada dua fase penurunan al-Qur’an, yaitu fase pertama secara keseluruhan al-Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izah di Langit dalam satu malam yaitu lailatul qadar di bulan Ramadlan. Fase kedua yaitu diturunkannya dari Baitul Izah ke Dunia (kepada Nabi SAW) selama 23 tahun secara berangsur-angsur dibawa oleh malaikat Jibril as. Diturunkan sepanjang hayat Rasulullah SAW dan menyertai berbagai kondisi yang dihapainya dan sikap masyarakat serta kaum yang mengelilinginya. Sehingga peranan wahyu menjadi pengayom dan petunjuk dalam berbagai aspek kehidupan manusia menjadi benar-benar nyata.
Jika diyakini bahwa Nuzūl al-Qur’ān itu jatuh pada 17 atau 24 Ramadlan, maka malam penuh berkah dan lailatul qadar itu dapat dikatakan terjadi pada satu dari dua tanggal tersebut, namun dalam arahan untuk mencarinya lebih tersirat pada setiap malam di sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan, atau ada juga dengan lebih fokus pada malam-malam tanggal ganjil di sepuluh hari terakhir itu.
Harapan kita selalu semoga saja segala ketentuan baik qada dan qadar Allah yang ditentukan –di malam ketentuan bulan Ramadlan tahun ini dan seterusnya — untuk kita semua adalah ketentuan baik dan penuh keberkahan. Bārakallah fi Ramadlan.
Comments are Closed