Agen Digital
Kata yang tidak asing di mata atau telinga kita, ada agen kelontongan, agen minyak tanah, agen es batu, agen elpiji dan lainnya. Secara lebih keren lagi kita menemukan kata agen perubahan, agen sosial, ada juga agen rahasia, dan agen iklan.
Agen adalah orang yang bekerja untuk melakukan sesuatu atau mengatur suatu kegiatan untuk orang lain dalam urusan bisnis. Menurut definisi ini sangat jelas sekali ada usrusan bisnis yang dikalukan seseorang untuk orang lain. Bicara bisnis biasanya menunjuk pada keuntungan baik bagi perusahaan maupun perorangan. Menjadi agen berarti mendapatkan keuntungan dari pekerjaannya itu.
Jika anda memiliki perusahaan jasa penyiaran, katakanlah radio, maka anda akan menghubungi atau dihubungi agen iklan, suatu perusahaan juga yang kerjanya mencari klien untuk memasang atau menyiarkan iklan di media tertentu. Sebaliknya bagian pemasaran radio juga akan menghubungi agen iklan agar mau menyiarkan iklan di radionya, semuanya ada harga yang ditentukan dan disepakati. Ini terjadi pada tahun-tahun sebelum 2000an.
Setelah tahun 2000an ke sini lain lagi ceritanya. Di tahun 2019 tercatat pengguna mobile phone sebanyak 5,112 milyar pengguna, pengguna internet sebanyak 4,388 milyar pengguna dengan pengguna medsos melalui mobile phone sebanyak 3,256 milyar di seluruh dunia. Durasi penggunaan bervariasi sesuai negara, paling tinngi 4 jam lebih dan paling rendah sekitar 2 jam. (Hootsuite & We Are Social 2019). Untuk Indonesia total pengguna medsos sekiat 150 juta pengguna dengan durasi waktu 3 jam 26 menit. (Katadata.or.id 2019). Dengan data seperti ini tentu saja media digital menjadi sangat menarik bagi pelaku usaha, semakin banyak media internot atau media sosial bermunculan dan menjadi agen bagi para pengusaha yang menawarkan dagangannya. Media internet dan media sosial yang pada awal kelahirannya nyaris bisa dikatakan bersih tanpa iklan, kini malah penuh dengan tampilan iklan.
Uniknya media digital ini bisa membuat kita-kita para pengguna menjadi tidak saja sebagai halayak sasaran iklan, tapi bisa juga menjadi pasukan penyebar iklan secara sukarela, bahkan pada waktu yang bersamaan bisa menjadi penyedia jasa periklanan di akun mereka masing-masing yang berada pada portal penyedia layanan.
Metode share link (bagikan tautan) yang biasa dilakukan seorang pengguna medsos merupakan ajakan untuk mengunjungi situs tertentu dengan konten berita tertentu menjadi sarana efektif untuk mempertinggi kunjungan situs. Suatu tindakan yang tidak disadari oleh pengguna ketika menemukan informasi yang menurut penilaiannya perlu dibagikan. Belum lagi metode like dan berlangganan.
Pertanyaannya sebenarnya apa dan siapa yang sedang dijadikan boss kita ketika membagikan tautan tersebut? Agen adalah bisnis, maka ketika sukarela membagigan tautan itu menjadi bisnis siapa dan siapa yang mendapat keuntungannya?
Memang ada agen yang sifatnya sukarela atau relawan, itu bisa diapresiasi jika tautan yang dibagikan berguna secara umum dan untuk kemaslahatan orang banyak, sama halnya dengan membagikan link pesan-pesan dakwah bisa dianggap sebagai dakwah juga. Di sinilah para pengguna medsos harus sudah mulai belajar berbagi tautan dengan rekannya, apa, siapa, untuk siapa dan mengapa menjadi dasar pertimbangannya. Sudah saatnya membangun agen digital kemaslahatan, karena agen itu ternyata kita.
Comments are Closed