Membangun Mimpi Melalui Pramuka
Pada tahun 1981 waktu itu penulis masih kelas 2 KMI Pondok Modern Daarussalam Gomtor menyaksikan beberapa teman seangkatan setiap pagi dan sore berlatih dalam satu group, kadang mereka berlatih baris dalam pasukannya, kadang lari pagi maupun sore. Saat itu masih belung tahu untuk apa mereka berlatih fisik dan beberapa keterampilan kepramukaan di luar jadwal latihan. Jadwal latihan kepramukaan rutin di pesantren kami ditetapkan hari Kamis bakda dhuhur. Setelah bertanya-tanya kepada teman rupanya mereka pasukan khusus yang disiapkan untuk mengikuti Jambore di Cibubur Jakarta.
Pada tahun 2011 Kontingen Jambore Dunia Gontor Putri Mantingan yang akan mengikuti World Scout Jamboree XXII di Swedia transit di Pesantren Modern Al-Ikhlash Kuningan Jawa Barat. Bahagia rasanya pesantren yang kami bina diampiri rombongan Jambore Dunia yang dipimpin oleh ustad Ma’ruf CH teman seangkatan di Gontor itu, kami bisa berdialog sama peserta dan tentu saja dengan pembimbingnya. Pada kesempatan itu kami berbicara tentang persiapan apa yang harus disiapkan agar pesantren kami juga bisa mengikutsertakan santri pramuka ke Jambore Dunia. Persiapan fisik tentu saja harus disiapkan, demikian juga kemampuan skil kepramukaan, persiapan kreasi seni dan budaya juga tak luput dari persiapan, serta bahasa Inggris. Sebelum keberangkatan mereka kami siapkan dengan serius, jelasnya.
Kami memang bermimpi untuk bisa mengikuti WSJ jika ada kesempatan dan kesiapan anggota pramuka –Kesiapan skill dan keterampilan serta fisik dan finansial– di pesantren kami. Jamdun bagi pesantren-pesantren alumni Gontor memang menjadi salah satu target dalam kepramukaan pesantren, selain target lain seperti kesiapan para alumninya untuk siap menjadi pembina pramuka setelah mereka lulus. Maka tidak heran jika pesantren-pesantren tersebut menyelenggarakan Kursus Mahir Dasar (KMD) bagi para santri kelas atas, walau kadang terkendala usia sehingga tidak semua Kwarcab mengizinkan pelaksanaan kursus tersebut. Pesantren Gontor dan pesantren alumninya menilai Gerakan Kepramukaan adalah sarana yang tepat untuk pendidikan generasi muda.
Sesuai tema Jaambore Dunia XXV tahun ini bertempat di Saemangeum, Jeolla Utara, Korea Selatan “Draw Your Dream” Al-Ikhlash bisa mengirimkan anggota pramukanya mengikuti Jamdun menyusul pesantren pendahulunya yang sudah malang-melintang di Jamdun seperti PP Al-Amin Madura, PP Darunnajah Jakarta, dan pesantren lainnya. Menggapai mimpi yang sudah dibayangkan sejak tahun 1990, baru tercapai di tahun 2023 setelah menunggu selama 33 tahun.
Jambore Dunia ke 25 ini memang lebih seru dari sebelumnya, dukungan komunikasi digital yang mewarnai era digital ini tidak bisa membendung arus informasi baik yang resmi maupun tidak resmi, berbagai informasi di media masa dan penyebarannya melalui media sosial cukup memberikan suasana panik bagi sebagian orang tua peserta, isu gelombang panas diakhiri dengan isu topan Khanun, kemudian diakhiri dengan evakuasi peserta dari lokasi perkemahan serta percepatan penutupan Jambore.
Ketika Inggris dan Amerika menarik keluar peserta Jambore kami selalu kontak dengan peserta dan mengkonfirmasi berita tersebut, jawaban mereka memang ada beberapa kegiatan yang dibatalkan, tapi beberapa kegiatan mereka ikuti dengan senang. Di antara komentarnya: “kalau dari segi perkemahan, ini perkemahan paling enak.” Tersedia tempat istirahat full AC pada jarak tertentu. Pada kondisi seperti ini peran komunikasi digital secara langsung bisa jadi peredam kepanikan, berbagai pertanyaan dan kekhawatiran dijawab secara langsung baik oleh peserta, pembimbing maupun oleh pihak resmi Kwarnas. Selain itu juga setiap selang beberapa jam himbauan-himbauan keselamatan dan informasi gelombang panas maupun laju topan selalu masuk ke ponsel sebagai peringatan.
Terlepas dari narasi berita yang beredar sekitar fasilitas dan kritikan serta judul-judul berita yang menakutkan, para peserta terutama dari Indonesia lebih menggambarkan keseruan yang bisa dinikmati sebagai anggota pramuka. Mereka merasa bangga bisa bergabung dengan berbagai kontingen mancanegara bisa bertukar badge, berkomunikasi dan berbagi. Menurut pengakuan salah satu peserta dari Jakarta bahwa dia bisa menghimpun satu tas penuh berbagai atribut dari berbagai negara, sambil menunjuk tasnya, apa perlu dibuka? Ujarnya.
Berbagai keluhan yang muncul bisa saja terjadi karena masalah kesiapan fisik peserta dan ketangguhan tekad, untuk itu ke depan adik-adik pramuka yang berminat mengikuti Jambore baik Nasional maupun Dunia bisa mempersiapkan diri dari sekarang apakah finansial maupun skill dan kesehatan serta kekuatan fisik serta mental yang kuat untuk menjadi duta bangsa tercinta.
Di era serba mudah seperti sekarang ini tidak banyak kesempatan yang didapat untuk bisa berkumpul dan berkegiatan di alam terbuka, berlatih kemandirian, berdisiplin dan belajar mengisi waktu untuk kegiatan yang berarti bagi sesama sesuai darma yang disepakati:
Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Patriot yang sopan dan kesatria.
Patuh dan suka bermusyawarah.
Rela menolong dan tabah.
Rajin, terampil, dan gembira.
Hemat, cermat, dan bersahaja.
Disiplin, berani, dan setia.
Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Selamat hari jadi pramuka ke 62 14 Agustus 2023, salam pramuka!
Comments are Closed