media berbagi dan silaturahmi

Pers dan Kisah Inspiratif

Print Friendly, PDF & Email

Oleh: M. Tata Taufik

Salah satu metode  pendidikan yang dinilai ampuh adalah dengan bercerita, tahu menyampaikan cerita kepada khalayak. Tradisi menceritakan kebaikan orang-orang saleh bahkan sangat populer di kalangan kaum muslimin. Istilah manakib sering kita dengar dan biasa dibacakan dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti haul memperingati wafatnya seorang guru oleh para pengikutnya. Haul Guru Sekumpul di Kalimantan Selatan misalnya menyajikan pemandangan yang luar biasa, pembacaan manakib di setiap rumah, tinginya penziarah dan kehidupan sosial yang mencerminkan kedermawanan masyarakat dalam menjamu  dan melayani tamu merupakan cermin dari nilai-nilai kebaikan yang tertanam di masyarakat. Demikian juga para murid tarekat tertentu seperti TQN yang memiliki kegiatan manakiban biasa diselenggarakan di berbagai tempat.

Berkenaan dengan menceritakan kebaikan ulama dan orang-orang saleh, Ahmad Ibn Hambal menyarankan kepada kaum muslimin untuk menyebarkan kebaikan dan keadilan yang dilakukan ‘Umar Bin Abdul Aziz khalifah yang terkenal keadilannya itu. Menurutnya menceritakan kebaikan orang saleh hukumnya mustahab, artinya baik untuk dilakukan.

Di sekitar kita banyak juga ditemui kisah-kisah kebaikan yang dilakukan oleh “orang biasa” namun mencerminkan kesalehannya. Biasanya kisah-kisah tersebut luput dari penuturan para penutur kisah atau shahibul hikayah meminjam istilah Ki Balap; mubaligh asal Bogor yang menghiasi mimbar-mimbar tabligh akbar pada tahun 70an dan rekamannya masih sesekali kita dengar diputar saat ini. Dengan gaya khas Ki Balap menyampaikan pendidikannya melalui kisah anak muda bernama Ahmad yang orang tak punya yang pergi nyantri ke Kiai hingga akhirnya dia menjadi Ajengan, penuturan kisah tersebut diselingi dengan bacaan shalawat dengan langgam yang khas.

Pada masa kejayaan para penutur kisah memang sarana komunikasi massa masih terbatas, terbatas dalam bentuk komunikasi lisan, budaya baca tulis masih sangat terbatas pada kalangan terpelajar saja serta yang mampu membeli majalah atau koran. 

Disekitar kita bisa juga ditemukan kisah-kisah teladan yang hidup di era global. Sebut saja Hj. Tutit Rosyida, istri dari KH. Ahmad Yahya Pekalongan, menurut cerita putrinya, saat beliau wafat beberapa tahun yang silam para putranya baru mengetahui bahwa beliau memberi insentif kepada sekian merbot mesjid yang ada di wilayah tempat tinggalnya, hal tersebut baru diketahui karena para merbot yang datang bertakziyah. Mendengar kisah inspiratif tersebut seorang ibu mengikuti jejaknya dengan memberikan insentif bulanan pada guru-guru madrasah diniyah tempat dia mengajar dahulu, dan terus berjalan sampai sekarang. Sementara para putra-putrinya berusaha menajutkan tradisi baik ibunya dengan urunan.  

Cerita lain lagi masih seorang ibu yang ternyata membangun madrasah, sekaligus memberi bekal penghidupan bagi pengelolanya, serta membangun 20 mesjid dan 1 pesantren, juga mengumrahkan beberapa orang, yang juga baru diketahui saat sang ibu wafat, Hj Lu’luiyah binti H Mohammad Kasim yang tidak lain adalah Ibunda dari Pak Syafruddin wakil ketua DMI Pusat.

Yang menarik dari kisah dua ibu ini ternyata para ibu (emak-emak istilah sekarang) justru senang berkontribusi dalam aktivitas keumatan dengan diam-diam, maksudnya tanpa diketahui oleh keluarganya. Sehingga saat wafat mereka mampu mewariskan kisah keteladanan bagi anak-anaknya.

Rasanya tak henti-henti penulis ingin menuturkan kisah kedua ibu ini dalam berbagai kesempatan. Tentu saja untuk memberi informasi baik (good news) yang menginspirasi kebaikan juga bagi yang mendengar atau membacanya, termasuk tulisan ini dalam rangka itu.

Dikaitkan dengan Hari Pers Nasional yang biasa diperingati setiap 9 Februari tampaknya harus lebih memperhatikan konten good news dengan memberi ruang yang lebih pada media massa apa pun bentuknya. Sebagaimana pada awal kemunculannya konsep berita dalam media berkisar pada berita penting dan berita besar; berita kegiatan politik, berita peperangan, a battle, bencana disaster, atau berbagai kegiatan masyarakat (kenduri)  public celebration dan  eyewitness.

Perkembangan konsep berita yang digagas William Randolph Hearst untuk memenangkan bisnis dalam persaingan antara media, menjadi sangat luas dan “melayani selera” audien dengan berita sensasional harus dikaji ulang. Selamat hari Pers Nasional 9 Februari 2023. Semoga lahir kembali pers yang mampu membangun karakter bangsa serta mengangkat sisi baik bangsa ini, karena khalayak juga berhak mengetahui berita baik.

Comments are Closed