media berbagi dan silaturahmi

Mungkinkah Makkah Jadi Tuan Rumah Jambore Pramuka Islam Sedunia Berikutnya?

Print Friendly, PDF & Email

Jambore Pramuka Muslim Sedunia terselenggara untuk memperingati seratus tahun Gontor.

Red: Erdy Nasrul

Belasan ribu peserta Jambore Pramuka Muslim Dunia atau World Moslem Scout Jamboree (WMSJ) 2025 menyerukan doa dan dukungan bagi Palestina di tengah closing ceremony yang penuh haru di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (13/9/2025).

Oleh : Dr. Muhammad Tata Taufik, Presiden Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jambore Pramuka Islam Sedunia berakhir pada 14 September 2025, dengan 15.333 peserta dari 16 negara. Delegasi yang berpartisipasi termasuk Pramuka dari Arab Saudi, Aljazair, Turki, Oman, Malaysia, Brunei Darussalam, Inggris, Mesir, Mauritius, Maladewa, Qatar, Uzbekistan, Kuwait, dan negara-negara lain, termasuk negara tuan rumah, Indonesia.

Mungkin kegiatan ini sesuai dengan firman Allah SWT: {Dan persiapkanlah untuk melawan mereka apa pun yang kamu mampu, dari kekuatan dan dari kuda perang yang dapat kamu gunakan untuk menggentarkan musuh Allah dan musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang tidak kamu ketahui, tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan di jalan Allah, niscaya akan dibalas kepadamu dengan sempurna, dan kamu tidak akan dizalimi.] [Al-Anfal: 60]

Pembukaan Perkemahan Pramuka Islam Dunia 2025 di Cibubur dihadiri oleh para pejabat dan tokoh penting, antara lain Ketua MPR RI, Ahmad Mazani, Menteri Agama, Nasarudin Umar, dan Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, Wakil Menteri Pertahanan, Doni Irmawan , Kak KWARNAS, Budi Wasiso, dan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. Hadir pula tokoh agama, Din Syamsuddin, dan Sekretaris Jenderal Persatuan Pramuka dan Pemuda Islam Dunia, Zuhair Hussein Ghunaim.

Selain itu, hadir pula para pimpinan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor dan para pimpinan pondok pesantren yang berafiliasi dengan Gontor, serta para penggiat Pramuka, termasuk Ayman Afifi, anggota Komite Internasional Persatuan Pramuka Arab yang menyaksikan langsung antusiasme kegiatan tersebut.

Jambore Pramuka Muslim Sedunia terselenggara untuk memperingati seratus tahun Gontor bekerja sama dengan Gerakan Pramuka Nasional (Kwarnas) Indonesia. Tema utama Jambore Pramuka Muslim Sedunia 2025 adalah “Kita Muslim: Berpedaban, Bersatu, dan Damai.” Tema ini mencerminkan harapan dan impian para Pramuka Muslim di seluruh Dunia untuk membangun peradaban yang damai dan bersatu.

Melihat gambaran persatuan dan solidaritas di antara para peserta Jambore, yang dengan antusias mengikuti berbagai kegiatan, ada harapan besar untuk langkah-langkah selanjutnya melalui Pramuka—menyadari bahwa pendidikan Pramuka merupakan salah satu sarana pendidikan bagi generasi muda yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur dan universal, termasuk nilai-nilai Islam pada setiap anggota Pramuka Muslim secara lebih spesifik.

Harapan dan Apresiasi

Kegiatan berskala internasional memiliki dampak yang luas, baik dari segi budaya, bahasa, perilaku, maupun keterampilan, serta pengetahuan dan pengalaman yang dapat dijadikan dasar pengembangan diri dan wawasan para peserta. Sekretaris Jenderal Persatuan Pramuka dan Pemuda Islam Internasional (IIUSY) menyatakan bahwa perkemahan Dunia ini diselenggarakan setiap tahun bekerja sama dengan negara-negara Islam.


Halaman 2 / 5

Perkemahan ini pernah diselenggarakan di Pantai Gading pada tahun 2023, dengan 1.200 peserta, di Malaysia pada tahun 2024, dengan 3.000 peserta, dan kini di Indonesia, dengan 15.000 peserta. Dalam sambutannya, Abrar Hussain Baghlaf (Perwakilan Sekretaris Jenderal OKI) menyampaikan bahwa perkemahan ini bertujuan untuk mengembangkan kerelawanan dan menumbuhkan semangat kerelawanan di kalangan pemuda Muslim. Beliau berharap perkemahan ini dapat memberikan rekomendasi untuk menyusun peta jalan guna mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu memberdayakan pemuda dan mengembangkan kerelawanan di masyarakat Muslim.

Budi Waseso, Kak Kwarnas, juga menyampaikan bahwa kegiatan internasional ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan perwujudan semangat persaudaraan Islam melalui kepramukaan. Saya bersyukur dan bangga Indonesia menjadi tuan rumah perkemahan internasional yang mulia ini. Kehadiran saudara-saudari dari seluruh Dunia menunjukkan kekuatan pemuda Muslim, yang memikul tanggung jawab besar dalam menjaga perdamaian, persatuan, dan pembangunan di Dunia.

Kegiatan ini memperluas wawasan, mempererat persahabatan, dan memberdayakan kita sebagai Muslim untuk berkontribusi positif bagi perdamaian Dunia. Marilah kita jaga hubungan baik di antara kita. Perkemahan ini mungkin berakhir, tetapi persahabatan dan kerja sama harus terus berlanjut dan bertumbuh. Semoga perkemahan Dunia ini menjadi tonggak lahirnya Pramuka Muslim yang berdaya saing global.

Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH, Hassan Abdullahi Sahal, menyatakan, “Kami terharu oleh gagasan, nilai, dan sistem etika yang langka dan berharga ini, yang telah berdiri selama seratus tahun. Gontor, debgan namanya, Darussalam, mengajarkan dan menyebarkan perdamaian. Kita tidak dapat mencintai semua orang dan semua orang mencintai kita, jadi cintailah Tuhan Yang Maha Esa, dan cintailah Dia selamanya. Jika Tuhan mencintai kita, Dia akan mencintai kita semua. Jika Tuhan mencintai kita, Dia akan menyampaikan cinta-Nya kepada seluruh penghuni singgasana, bahwa Dia mencintai mereka semua.

Kepada para pemuda peserta, jika kalian tidak lebih baik dari kami, lebih baik kami tidak mati, dan kalian semua tidak dilahirkan, karena kalian hanya akan menambah jatah beras. Ketahuilah bahwa kalian dilahirkan sebagai perhiasan bagi orang tua kalian pada awalnya, kemudian sebagai penghibur bagi mereka setelah kalian dewasa.

Dalam dua puluh tahun ke depan, orang tua kalian menaruh harapan terbaik mereka di pundak kalian semua.” Dalam sambutan penutupan, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan, “Dengan penuh rasa syukur, Jakarta merasa terhormat menjadi tuan rumah Jambore Pramuka Muslim Sedunia, yang mempertemukan para delegasi dari berbagai negara untuk bertukar gagasan, merayakan keberagaman budaya, dan mempererat persaudaraan internasional.

Jika Jambore ini kembali diselenggarakan, kami siap sepenuhnya untuk menjadi tuan rumah dan memberikan dukungan penuh. Tema Jambore ini mencerminkan semangat perdamaian di antara para pemuda yang berpartisipasi dan memupuk persahabatan antar pemuda di dalam dan luar negeri.

Jambore ini berfungsi sebagai wadah bagi para pemuda untuk menjadi pemimpin masa depan bangsa, mengembangkan potensi fisik, intelektual, sosial, budaya, dan spiritual mereka, serta membentuk generasi yang berdedikasi untuk mengabdi kepada masyarakat dan Dunia.

Partisipasi ribuan pemuda, yang akan menjadi pemimpin masa depan bangsa dari 17 negara, menyoroti upaya kolektif untuk mempromosikan keharmonisan di tengah keberagaman dan meletakkan fondasi bagi masa depan bangsa yang damai dan adil.”


Halaman 4 / 5

Pertanyaan dan Impian

Ketika Panitia Jambore 2025 mengumumkan kegiatannya di Jakarta, Indonesia, penulis bertanya, “Negara Muslim manakah yang akan menjadi tujuan selanjutnya setelah Pantai Gading, Malaysia, dan Indonesia?” Bisakah acara ini diselenggarakan di Kerajaan Arab Saudi? Bisakah diselenggarakan di Makkah?

Pertanyaan ini muncul karena Makkah adalah kota impian yang menarik semua Muslim, tua maupun muda, termasuk Ka’bah—kiblat umat Islam—serta berbagai landmark bersejarah dan tempat-tempat suci Islam. Sebagaimana diketahui, Kerajaan Arab Saudi telah melayani Dua Masjid Suci di Makkah dan Madinah. Mengingat status kota suci itu dan Kerajaan Arab Saudi, penulis berpendapat bahwa Perkemahan Pramuka Islam Dunia di sana perlu diselenggarakan karena beberapa alasan mendesak adalah sebagai berikut,

Pertama, semua Muslim bercita-cita mengunjungi kota yang di dalamnya terdapat jejak para nabi untuk melaksanakan umrah atau haji. Jika acara internasional ini diselenggarakan di kota ideal ini, Pramuka Saudi akan memfasilitasi pelaksanaan umrah bagi Pramuka Muslim dari seluruh dunia. Para pemain sepak bola Muslim dan atlet lainnya juga akan berkesempatan untuk melaksanakan umrah.

Demikian pula, delegasi konferensi atau pelatihan guru bahasa Arab, serta delegasi kunjungan resmi, akan memiliki kesempatan yang sama.

Kedua, Kerajaan Arab Saudi, khususnya Kementerian Haji, memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan acara-acara besar seperti haji. Oleh karena itu, jumlah peserta perkemahan yang besar tidak akan menyulitkan pengelolaan urusan pemerintahan.

Ketiga, terdapat fasilitas perkemahan yang luas yang dapat menampung jutaan orang sekaligus, lengkap dengan semua peralatan yang diperlukan, terutama di Mina, tempat para jemaah haji menginap untuk melaksanakan ibadah haji.


Halaman 5 / 5

Keempat, Perkemahan Pramuka Islam Dunia ini berperan langsung dalam membangkitkan spiritualitas para peserta dan memperkuat semangat keagamaan mereka. Sebagaimana diketahui, umrah, misalnya, dapat meningkatkan semangat mereka yang melaksanakannya untuk mengembangkan diri dan menyelaraskan perilaku mereka dengan etika dan nilai-nilai Islam.

Kelima, Perkemahan Pramuka Islam Dunia di kota tempat Masjid al-Haram berada akan menarik lebih banyak peserta karena alasan-alasan yang telah disebutkan sebelumnya, serta membangun kerja sama yang positif antara Kementerian Haji dan Pramuka Saudi, khususnya Pramuka Daerah di sana, untuk melayani umat Islam dalam berbagai aspek, termasuk kepramukaan dan pemuda.

Kerja sama antar lembaga dan institusi

Pencapaian gagasan ini tentu membutuhkan komunikasi dan diskusi mendalam dengan para pemangku kepentingan terkait. Hal ini krusial untuk membangun pemahaman bersama di antara para ahli yang mewakili masing-masing lembaga, termasuk Liga Muslim Dunia, Persatuan Ulama Muslim Internasional, Organisasi Pramuka Islam Dunia, dan, tentu saja, Kementerian Haji dan Umrah, serta Pramuka Saudi.

Ada beberapa hal yang perlu dikaji terkait kegiatan ini. Misalnya, fatwa para ulama tentang penggunaan simbol-simbol agama di perkemahan pramuka: boleh atau tidak? Selain itu, aspek positif dan negatif dari kegiatan ini perlu dikaji. Selanjutnya, rencana kegiatan perkemahan harus disusun, yang tentunya harus memiliki karakteristik unik tersendiri. Dalam hal ini, prioritas harus diberikan pada manfaat kegiatan dan dampaknya terhadap perkembangan mental dan spiritual generasi muda Muslim di seluruh dunia.

Menutup tulisan ini, penulis berharap semua pihak terkait dapat mendukung rencana ini sebagai bagian dari pengembangan dakwah Islam di negara kelahiran Islam. Saya sendiri menyaksikan Perkemahan Pramuka Islam di Jakarta, yang sungguh-sungguh mewujudkan persatuan umat Islam di seluruh dunia. Hal ini terlihat jelas dari bahasanya saja, dalam sambutannya, para pembicara yang mewakili berbagai peran berbicara dalam tiga bahasa.

Ketua Panitia menyampaikan pidatonya dalam bahasa Inggris, sementara perwakilan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Pramuka Muslim Dunia berbicara dalam bahasa Arab. Dewan Pramuka Nasional (Kwarnas), Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Gubernur Jakarta berbicara dalam bahasa Indonesia. Kita adalah Pramuka, tetapi kita adalah Muslim: berperadaban, bersatu, dan damai!

Sumber: republika.co.id

Mungkinkah Makkah Jadi Tuan Rumah Jambore Pramuka Islam Sedunia Berikutnya? oleh KH Dr M Tata Taufik

https://analisis.republika.co.id/berita/t4cw7a451/mungkinkah-makkah-jadi-tuan-rumah-jambore-pramuka-islam-sedunia-berikutnya?utm_source=wa_channel

Comments are Closed